Dalam postingan kali ini
kita masih belajar bersama tentang Penelitian Tindakan Kelas sobat. Belajar tentang Pengertian PTK, sudah kita bahas kemarin yah, nah sekarang kita akan belajar bersama tentang Menganalisis dan Merumuskan Masalah Pada PTK. Tapi sebelumnya saya mohon maaf yaah, saya juga masih tahap belajar, bukan bermaksud menggurui atau tahu segalanya, dengan menulis
postingan ini sebenarnya saya juga sambil belajar PTK dari beberapa
referensi yang saya punya, jadi harap maklum kalau masih banyak
kekurangan atau gak tentu arah....hehehe... :D
Baiklah sobat, kopi sudah tersedia, cemilannya juga ada nih, mari bersulang dulu ah......... :). Mantaaaap... :D
Setelah masalah pada PTK telah teridentifikasi,
kita perlu melakukan analisis, tujuannya agar kita dapat merumuskan
masalah dengan jelas. Tentu saja sebelum menganalisis masalah, kita
harus mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan yang kita
hadapi tersebut. Tanpa melakukan analisis, mungkin masalah yang kita
hadapi masih kabur. Analisis dapat dilakukan dengan berbagai cara, dua
diantaranya :
- dengan mengajukan pertanyaan pada diri kita sendiri (Refleksi)
- dengan mengkaji ulang berbagai dokumen (Seperti : pekerjaan siswa, daftar hadir, daftar nilai, atau mungkin bahan ajar dan Rencana Pembelajaran yang kita siapkan).
semuanya tergantung dari jenis masalah yang kita identifikasi. Misalnya, jika masalah yang kita identifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Sunda,
mungkin yang perlu kita analisis adalah dokumen hasil belajar siswa
atau mungkin bahan ajar atau metode yang kita gunakan kurang Variatif
dalam mengajarkan pelajaran Bahasa Sunda
tersebut dengan melakukan refleksi (perenungan), sehingga kita
mendapatkan gambaran yang jelas tentang perilaku mengajar kita di kelas.
Dari hasil analisis tersebut dapat dipertajam permasalahan yang dihadapi, serta menetapkan masalah mana yang paling mendesak untuk dibenahi.. Misalnya dari hasil analisis diketahui dari 28 siswa, ada 12 siswa yang mendapat nilai rendah. Terus dari hasil analisis tugas, bahan pelajaran, dan umpan balik, kita menemukan bahwa tugas yang diberikan yang diambil dari buku paket memang membosankan karena hanya menuntut siswa menghapal atau mengerjakan tugas tanpa meminta siswa untuk mengungkapkan pikiran, gagasan perasaannya secara bebas. Umpan balik yang diberikan pada tugas-tugas yang diberikan ternyata hanya mencapai dua kata saja, yaitu Kurang dan Cukup. Dari sikap kita mungkin biasa-biasa saja, jarang memberikan penguatan dan bahkan mungkin terlalu banyak menegur siswa yang kurang berhasil dari pada memuji siswa yang berhasil.
Dari hasil uraian di atas, bahwa begitu banyak masalah yang dianggap menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Sunda. Setelah dianalisis, ternyata kita akan memfokuskan pada perbaikan tugas dan bahan ajar yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut, kita dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
Sebuah rumusan masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui Penelitian, dalam hal ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Permasalahan tersebut perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya tentang rumusan masalah di atas " Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar Bahasa Sunda " dapat dijabarkan sebagai berikut :
Dari hasil analisis tersebut dapat dipertajam permasalahan yang dihadapi, serta menetapkan masalah mana yang paling mendesak untuk dibenahi.. Misalnya dari hasil analisis diketahui dari 28 siswa, ada 12 siswa yang mendapat nilai rendah. Terus dari hasil analisis tugas, bahan pelajaran, dan umpan balik, kita menemukan bahwa tugas yang diberikan yang diambil dari buku paket memang membosankan karena hanya menuntut siswa menghapal atau mengerjakan tugas tanpa meminta siswa untuk mengungkapkan pikiran, gagasan perasaannya secara bebas. Umpan balik yang diberikan pada tugas-tugas yang diberikan ternyata hanya mencapai dua kata saja, yaitu Kurang dan Cukup. Dari sikap kita mungkin biasa-biasa saja, jarang memberikan penguatan dan bahkan mungkin terlalu banyak menegur siswa yang kurang berhasil dari pada memuji siswa yang berhasil.
Dari hasil uraian di atas, bahwa begitu banyak masalah yang dianggap menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Sunda. Setelah dianalisis, ternyata kita akan memfokuskan pada perbaikan tugas dan bahan ajar yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut, kita dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar Bahasa Sunda ?
|
Sebuah rumusan masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui Penelitian, dalam hal ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Permasalahan tersebut perlu dijabarkan atau dirinci secara operasional agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya tentang rumusan masalah di atas " Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar Bahasa Sunda " dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?
- Bagaimana bentuk dan bahan materi tugas yang memotivasi ?
- Bagaimana syarat bahan ajar yang menarik ?
- Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan ?
- Metode apa yang membuat siswa termotivasi ? atau mungkin
- Alat peraga apa yang menarik siswa untuk belajar ?
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN.
MOHON KOMENTAR DENGAN SOPAN DAN JELAS.
SALAM LESTARI BUANA NUSANTARA.