Sebagaimana halnya Minat,
setiap anak mempunyai bakat yang berbeda-beda. Ada yang berbakat music,
melukis, menari, olahraga, mengoperasikan komputer dan lain-lain.
Sementara perbedaan bakat juga terletak pada tingkat pemilikan bakatnya.
Misalnya, 2 anak yang sama-sama bakat melukis, pasti anak yang satunya
lebih menonjol dan lebih menguasai dari anak yang lainnya. Demikian pula
dengan kreatifitas anak berbeda-beda. Ada yang kreatif dengan ide-ide verbal, tetapi ada pula anak yang kraetif dengan ide-ide grafis.
A. Bakat.
Dalam
Kapita Selekta Pendidikan SD bahwa
bakat adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tugas tanpa banyak ketergantungan kepada latihan.
Utami Munandar (1987) mengemukakan bahwa
bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Sarwono (1986) mengemukakan bahwa
bakat
adalah Kondisi di dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan
suatu latihan khusus mencapai kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan
khusus. Dengan demikian, bakat merupakan potensi yang ada dalam diri
seseorang yang perlu dilatih dan dikembangkan karena tanpa latihan dan
pengembangan maka bakat yang ada dalam diri seseorang tidak akan
terwujud.
Utami Munandar (1987) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
menentukan sejauh mana bakat anak dapat terwujud. Faktor-faktor tersebut
antara lain :
1. Faktor dalam diri anak.
Anak yang mempunyai keinginan besar untuk mewujudkan bakatnya dalam
suatu prestasi, ia pasti ingin menjadi juara. Seberapa besar keuletan
anak menghadapi tantangan, dan bagaimana motivasinya, yang penting ia
dapat memenangkannya.
2. Faktor keadaan lingkungan.
Sarana dan prasarana yang tersedia, dukungan besar dan dorongan dari
orang tua, serta bagaimana kehidupan sosial ekonomi orang tua maupun
tempat tinggal anak, dapat mempengaruhi anak dalam mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan bakatnya.
B. Kreatifitas.
Kreatifitas
merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi dan unsur-unsur yang ada ( Utami Munandar : 1987 ). Umumnya
kebanyakan orang mengartikan
kreatifitas sebagai daya cipta, khususnya mengenai hal-hal baru.
Utami Munandar (1987)
menyebutkan bahwa secara operasional kreatifitas adalah kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir,
serta kemampuan untuk mengelaborasi (
memperkaya, mengembangkan, dan
merinci) suatu gagasan untuk menunjukan sejauh mana ide yang dihasilkan benar-benar original.
Kreatifitas menurut konsep atau pendekatan 4 P, merupakan suatu pendekatan yang melihat kreatifitas dari segi
Pribadi (dimiliki setiap orang walau berbeda-beda kadarnya),
Pendorong (press) dimana lingkungan memiliki andil memberikan rangsangan agar kreatifitas dapat terwujud,
Proses (sesuatu yang diperlukan untuk melihat bagaimana suatu kreatifitas dapat tercapai) dan
Produk kreatifitas (hasil kreatifitas yang diharapkan dapat dinikmati oleh lingkungannya dan bermakna bai yang bersangkutan.
Kemampuan
kreatifitas
seseorang sangat tergantung dari faktor dalam dan luar diri. Oleh
karena itu, sebagaimana layaknya bakat dan minat, kemampuan kreatifitas
seseorang perlu dikembangkan. Sumber-sumber kreatifitas seperti
kognitif,
kepribadian,
motivasional dan
lingkungan perlu dikembangkan semaksimal mungkin oleh pihak
orang tua (keluarga), dan
guru.
Dengan mengetahui sumber-sumber ini, kita dapat menciptakan suatu
lingkungan proses belajar mengajar yang merangsang kemampuan berpikir
kreatif anak. Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah kita tidak
bisa menitikberatkan kreatifitas seseorang itu hanya
melalui produknya saja, justru yang
terpenting dalam
kreatifitas adalah prosesnya, karena disitulah kita dapat melihat bagaimana muncul keunikan ide seseorang.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN.
MOHON KOMENTAR DENGAN SOPAN DAN JELAS.
SALAM LESTARI BUANA NUSANTARA.